Saturday, August 6, 2011

Ande and the ballad of Ramadhan (3)



Merasa kurang berhasil menjalani hari pertama di bulan ramadhannya, Ande berusaha untuk berbuat lebih baik di hari berikutnya. Kali ini dia memastikan tidak ada lagi biskuit lemon tergeletak penuh goda di atas mejanya. Dan untuk memastikan dia tidak mengumpat penuh emosi lagi, dia menghabiskan sepanjang harinya bermalas-malasan membaca tumpukan komik koleksinya.

Adzan Ashar berkumandang ketika tak kurang dari tujuh komik ia tuntaskan. Walau hanya bermalas-malasan di kasur, tenggorokannya tetap terasa kering tak berkompromi. ”huaaaahhhhh...!!” Ande mengulat sambil menguap liar. Saat itulah ia diingatkan bau mulutnya yang belum disikat giginya-gignya bahwa ia belum mandi. Tak kuat dengan aroma tidak sedap yang dikeluarkan, ia pun beranjak untuk mandi.

Tanpa gairah ia menyeret kakinya mengambil handuk yang tergantung pasrah di balustrade balkon rumahnya. Sampai ia teringat bahwa ia bisa membasahi dan menyegarkan kembali tenggorokannya dengan berlama-lama berkumur setelah sikat gigi. Seketika itulah, ia menggerakan kakinya dengan penuh semangat menuju kamar mandi.

Sesuai rencana, ia pun ”menikmati” masa berkumurnya. Ia terus berkumur, mengaduk air di mulutnya, sambil sesekali mentransfernya ke tenggorkannya dan memainkannya disitu. Ia terus mengulangi proses itu sambil juga terus mengganti air berkumurnya. Ia terus berkumur… berkumur… sampai……

No comments:

Post a Comment