Monday, August 1, 2011

Ande and the ballad of Ramadhan

Jam menunjukan pukul 14:39 saat perut Ande mulai berbunyi liar. Ia terbaring dikasurnya berusaha membunuh waktu dengan tidur. Tidur saat bulan puasa adalah ibadah. Begitu kata orang.

Sudah sekitar 20 menit ia terbaring namun belum juga ia terlempar ke alam tidurnya. Ia pun bangun dan merasa gusar dengan keadaan itu. Sambil menggeram, ia menggigit bantal yang seblumnya menyanggah kepalanya. Sampai ia kemudian ingat sebuah iklan di tv yang berkata bahwa puasa tidak boleh marah. Seketika itu ia melepaskan bantal dari cengkeraman giginya, dan beristighfar sambil mengelus dada.

Gagal tidur, Ande beranjak ke meja dimana laptopnya berada. Ia membuka laptop tersebut, berusah menyibukan diri dengannya. Saat itulah, ia melihat sebungkus biskuit lemon sisa cemilan malam sebelumnya. Biskuit yang berwarna kuning cerah itu bagai bersinar diterpa sinar mentari siang. Gula-gulanya berkilau, menggodanya semakin jauh. Ande menatapnya tajam, ia membayangkan biskuit-biskuit itu memenuhi mulutnya, bagiamana kemudian gula-gulanya meleleh dan memanjakan lidahnya dengan rasa manis beraroma lemon. Ia pun menelan ludah. Lalu melihat sekitar. Memastikan tak ada orang melihatnya.

Perlahan tapi pasti, tangannya mendekati biskuit-biskuit teresebut. Semakin dekat.. semakin dekat, sampai tiba- tiba..........

No comments:

Post a Comment